Walaupun berjuta batu jauhnya (bkn lagu alleycates ye..), aku terkesan sekali dengan apa yg berlaku di tanahair...tambah pula terjadi di negeri yang aku berhibernasi sedari 28 tahun yang lalu..ada aja teman-teman menyapa aku dengan katanya "aku sudah bosan dengan isu di Malaysia", "sudah-sudah la Malaysia, tiap-tiap hari politik" dan "MUAK"...Benar kata teman-temanku ini, tapi bagi aku...aku SEDIH dan SIMPATI
Membaca, menonton dan mendengar apa yang berlaku di negeriku (terima kasih revolusi komunikasi..), tuntas aku tersingkap peristiwa yang berlaku di tempat aku berhibernasi di Ulu Klang sendiri..ini bukan cobaan tapi benar-benar kejadian (pinjam dialog Wak Mustarjo)...Hanya kerana ideologi politik makanya sanggup menginjak-injak kesucian rumah Illahi...sanggup meninggikan suara di rumah Illahi...sanggup cabar mencabar di rumah Illahi...sanggup mengherdik Imam yang bacaannya sempurna di rumah Illahi...sanggup memboikot rumah Illahi...aduhaiii..sedih hatiku...
Bahkan yang aku lagi sedih, pelik wal ajaib, mereka inilah juga yang bukannya selalu hampir mengimarahkan surau itu, atau tatkala ditolak menjadi imam, bagaikan sang garuda mau menyambar larinya...atau udah diangkat menjadi imam baru ku tahu bacaan fatihah mu ada yang tidak kena...Nah aku Simpati...Bahkan kerana thap kebosanan aku sebagai generasi muda memuncak merentasi ruang cakerawala atas isu yang sama diulang-ulang aku bingkas bangun bersuara di depan mereka semua dalam satu keraian, terus aku bilang sama mereka semua "ya sudah-sudah la pakcik-pakcik, kami sudah bosan dengan pergaduhan di dalam surau ini, sama-sama kita imarahkan surau ini sudahla...tak malu ke kita bergaduh soal duniawi dalam rumah Dia...bla bla bla (takperlu aku teruskan..panjang yg aku bebelkan masa itu...hehe)"...Ya terus ketika itu, senyap sepi...diam semuanya...mungkin malu...tapi rupanya pura-pura aja, setahun aku menghilang, muncul kembali isu yang sama, dibangkitkan oleh org yg sama...aduhai sedih dan simpati aku....
Nah, apa kerberlangsungan ceritaku dengan suasana "panas" di kawasan jiran senegeriku? Asasnya sama, kalau dalam satu rumah ibadat pun kita bisa mengaum dan bercakar sesama kita inikan pula tetiba sang kancil mau bertegur sapa di dalam kandang harimau malaya...Umbinya, sebagai muslim dan mukmin kita harus koreksi diri kita..misalnya dalam cerita kawasan aku sendiri, mungkin masih ramai "pakcik-pakcik" yang tidak mau atau terlupa kepada tuntutan Illahi yang kita muslim ini bersaudara, larangan dan adab-adab di dalam rumah Allah dan sebagainya...
Begitu juga dalam isu "panas" ini, mungkin kita muslim terlupa apakah tuntutan Islam dalam menjaga keindahan kemajmukan pelbagai bangsa dan keturunan diciptakanNya..mana perginya seni bahasa, seni pekerti, seni mawaddah yang kita warisi dengan adanya Islam menjengah kita? Barangkali kita terlupa akan tuntutan apabila kita berbalah maka rujukannya hanyalah Al-Quran...kita terlupa mau integorasi apa kata Kitab Illahi dalam mendepani isu ini...Ialah bagaimana kiranya tidak terlupa mau diintegorasi isu sebesar ini dalam Kitab Illahi, sedangkan ketika puasa itu harus dijaga lidah(dari kata-kata kesat) pun ada yang terlupa...aduhaiiii sekali lagi AKU SEDIH dan SIMPATI...
Membaca, menonton dan mendengar apa yang berlaku di negeriku (terima kasih revolusi komunikasi..), tuntas aku tersingkap peristiwa yang berlaku di tempat aku berhibernasi di Ulu Klang sendiri..ini bukan cobaan tapi benar-benar kejadian (pinjam dialog Wak Mustarjo)...Hanya kerana ideologi politik makanya sanggup menginjak-injak kesucian rumah Illahi...sanggup meninggikan suara di rumah Illahi...sanggup cabar mencabar di rumah Illahi...sanggup mengherdik Imam yang bacaannya sempurna di rumah Illahi...sanggup memboikot rumah Illahi...aduhaiii..sedih hatiku...
Bahkan yang aku lagi sedih, pelik wal ajaib, mereka inilah juga yang bukannya selalu hampir mengimarahkan surau itu, atau tatkala ditolak menjadi imam, bagaikan sang garuda mau menyambar larinya...atau udah diangkat menjadi imam baru ku tahu bacaan fatihah mu ada yang tidak kena...Nah aku Simpati...Bahkan kerana thap kebosanan aku sebagai generasi muda memuncak merentasi ruang cakerawala atas isu yang sama diulang-ulang aku bingkas bangun bersuara di depan mereka semua dalam satu keraian, terus aku bilang sama mereka semua "ya sudah-sudah la pakcik-pakcik, kami sudah bosan dengan pergaduhan di dalam surau ini, sama-sama kita imarahkan surau ini sudahla...tak malu ke kita bergaduh soal duniawi dalam rumah Dia...bla bla bla (takperlu aku teruskan..panjang yg aku bebelkan masa itu...hehe)"...Ya terus ketika itu, senyap sepi...diam semuanya...mungkin malu...tapi rupanya pura-pura aja, setahun aku menghilang, muncul kembali isu yang sama, dibangkitkan oleh org yg sama...aduhai sedih dan simpati aku....
Nah, apa kerberlangsungan ceritaku dengan suasana "panas" di kawasan jiran senegeriku? Asasnya sama, kalau dalam satu rumah ibadat pun kita bisa mengaum dan bercakar sesama kita inikan pula tetiba sang kancil mau bertegur sapa di dalam kandang harimau malaya...Umbinya, sebagai muslim dan mukmin kita harus koreksi diri kita..misalnya dalam cerita kawasan aku sendiri, mungkin masih ramai "pakcik-pakcik" yang tidak mau atau terlupa kepada tuntutan Illahi yang kita muslim ini bersaudara, larangan dan adab-adab di dalam rumah Allah dan sebagainya...
Begitu juga dalam isu "panas" ini, mungkin kita muslim terlupa apakah tuntutan Islam dalam menjaga keindahan kemajmukan pelbagai bangsa dan keturunan diciptakanNya..mana perginya seni bahasa, seni pekerti, seni mawaddah yang kita warisi dengan adanya Islam menjengah kita? Barangkali kita terlupa akan tuntutan apabila kita berbalah maka rujukannya hanyalah Al-Quran...kita terlupa mau integorasi apa kata Kitab Illahi dalam mendepani isu ini...Ialah bagaimana kiranya tidak terlupa mau diintegorasi isu sebesar ini dalam Kitab Illahi, sedangkan ketika puasa itu harus dijaga lidah(dari kata-kata kesat) pun ada yang terlupa...aduhaiiii sekali lagi AKU SEDIH dan SIMPATI...
No comments:
Post a Comment